Pages

Subscribe:

Main Menu

AYO BACA AL-QURAN

AYO BACA AL-QURAN
Rasululah SAW Bersabda : Rumah-rumah yang di dalamnya selalu dibacakan ayat-ayat al-Qur'an akan tampak oleh penghuni langit seperti bintang gemintang tampak oleh penghuni bumi, Setiap huruf dan bacaan al-Qur'an, memperoleh satu kebaikan dari Allah, yakni satu kebajikan berkelipatan sepuluh

HADITS DAN FIQIH

HADITS DAN FIQIH
“Ya Allah, maafkanlah kesalahan kami, ampunkanlah dosa-dosa kami. Dosa-dosa kedua ibu bapa kami, saudara-saudara kami serta sahabat-sahabat kami. Dan Engkau kurniakanlah rahmatMu kepada seluruh hamba-hambaMu. Ya Allah, dengan rendah diri dan rasa hina yang sangat tinggi. Lindungilah kami dari kesesatan kejahilan yang nyata mahupun yang terselindung. Sesungguhnya tiadalah sebaik-baik perlindung selain Engkau. Jauhkanlah kami dari syirik dan kekaguman kepada diri sendiri. Hindarkanlah kami dari kata-kata yang dusta. Sesungguhnya Engkaulah yang maha berkuasa di atas setiap sesuatu.”

Doa-Doa Mustajab

Doa-Doa Mustajab
"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami berikanlah ampunan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)." (QS. Ibr�h�m: 41-42).

Daftar Nama Pemberi Zakat Infaq dan Shadaqah

Suhartono Rp. 50.000, Sulasmi Rp. 150.000, Bambang SM Rp. 250.000, Agus Suharto Rp. 150.000, Marzuki Rp. 500.000, Belina S. Rp. 350.000, Agung M Rp. 200.000, Abd. Rojak Rp. 150.000, Achmad Sumarno Rp.75.000, Total Sementara Rp. 1.875.000 Terimakasih atas partisipasinya, semoga Allah mengganti dengan yang lebih baik dan menjadi amalan yang akan memperberat amal kebaikan di yaumil akhir.

Hikmah

**** Ya Allah kuingin terus berjumpa dengan bulan Ramadhan Ya Allah berilah kesempatan kepada kami untuk bisa terus berjumpa dengan bulan Ramadhan di tahun-tahun berikutnya. Kusadari, setelah kuperiksa catatan keuanganku ternyata belum banyak yang aku infaqkan, kubuka keuangan perusahaan, ternyata masih sedikit yang aku berikan di Jalan Allah. Kuberharap Ramadhan berikutnya bisa memaksimalkan ibadahku, memaksimalkan harta yang kuberikan di jalan Allah. Ya Allah terimalah apa yang kami punya yang akan segera ditransfer ke akhirat. berkahilah usaha kami, lapangkanlah rezeki kami. Ya Allah berilah ganti yang terbaik buat mereka yang telah mengeluarkan hartanya di jalan Allah. Sehatkanlah badannya, sehatkanlah pendengarannya dan sehatkanlah penglihatannya. Kabulkanlah hajat terbaik mereka, yang belum berjodoh agar dipertemukan dengan pasangan yang terbaik, yang belum punya anak, segera dapat mempunyai anak, yang sakit, sembuhkanlah, berkahilah usahanya, mudahkanlah urusannya dan lapangkanlah rezekinya. Ya Allah maafkanlah kesalahan-kesalahan kami, ampunila dosa-dosa kami dan rahmatilah kami.
=====================================
“******** Tujuh golongan yg akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya di hari tdk ada naungan kecuali naungan-Nya. 1. Pemimpin yg adil, 2. Pemuda yg sentiasa beribadat kepada Allah semasa hidupnya, 3. Orang yg hatinya sentiasa berpaut pada masjid-masjid 4. Dua orang yg saling mengasihi karena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, 5. Seorang lelaki yg diundang oleh seorang perempuan yang mempunyai kedudukan dan rupa paras yg cantik utk melakukan kejahatan tetapi dia berkata, 'Aku takut kepada Allah!', 6. Seorang yg memberi sedekah tetapi dia merahsiakannya seolah-olah tangan kanan tidak tahu apa yg diberikan oleh tangan kirinya dan 7. Seseorang yg mengingati Allah di waktu sunyi sehingga mengalirkan air mata dr kedua matanya" (HR. Bukhari & Muslim).”
=====================================
“***** Ya Allah, maafkanlah kesalahan kami, ampunkanlah dosa-dosa kami. Dosa-dosa kedua ibu bapa kami, saudara-saudara kami serta sahabat-sahabat kami. Dan Engkau kurniakanlah rahmatMu kepada seluruh hamba-hambaMu. Ya Allah, dengan rendah diri dan rasa hina yang sangat tinggi. Lindungilah kami dari kesesatan kejahilan yang nyata mahupun yang terselindung. Sesungguhnya tiadalah sebaik-baik perlindung selain Engkau. Jauhkanlah kami dari syirik dan kekaguman kepada diri sendiri. Hindarkanlah kami dari kata-kata yang dusta. Sesungguhnya Engkaulah yang maha berkuasa di atas setiap sesuatu.”

Rabu, 23 November 2011

Sejarah Singkat Imam Bukhari


Kelahiran dan Masa Kecil Imam Bukhari

Imam Bukhari (semoga Allah merahmatinya) lahir di Bukhara, Uzbekistan, Asia Tengah. Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Badrdizbah Al-Ju’fiy Al Bukhari, namun beliau lebih dikenal dengan nama Bukhari. Beliau lahir pada hari Jumat, tepatnya pada tanggal 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M). Kakeknya bernama Bardizbeh, turunan Persi yang masih beragama Zoroaster. Tapi orangtuanya, Mughoerah, telah memeluk Islam di bawah asuhan Al-Yaman el-Ja’fiy. Sebenarnya masa kecil Imam Bukhari penuh dengan keprihatinan. Di samping menjadi anak yatim, juga tidak dapat melihat karena buta (tidak lama setelah lahir, beliau kehilangan penglihatannya tersebut). Ibunya senantiasa berusaha dan berdo’a untuk kesembuhan beliau. Alhamdulillah, dengan izin dan karunia Allah, menjelang usia 10 tahun matanya sembuh secara total.
Imam Bukhari adalah ahli hadits yang termasyhur diantara para ahli hadits sejak dulu hingga kini bersama dengan Imam Ahmad, Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah. Bahkan dalam kitab-kitab fiqih dan hadits, hadits-hadits beliau memiliki derajat yang tinggi. Sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul Mukminin fil Hadits (Pemimpin kaum mukmin dalam hal Ilmu Hadits). Dalam bidang ini, hampir semua ulama di dunia merujuk kepadanya.
Tempat beliau lahir kini termasuk wilayah Rusia, yang waktu itu memang menjadi pusat kebudayaan ilmu pengetahuan Islam sesudah Madinah, Damaskus dan Bagdad. Daerah itu pula yang telah melahirkan filosof-filosof besar seperti al-Farabi dan Ibnu Sina. Bahkan ulama-ulama besar seperti Zamachsari, al-Durdjani, al-Bairuni dan lain-lain, juga dilahirkan di Asia Tengah. Sekalipun daerah tersebut telah jatuh di bawah kekuasaan Uni Sovyet (Rusia), namun menurut Alexandre Benningsen dan Chantal Lemercier Quelquejay dalam bukunya “Islam in the Sivyet Union” (New York, 1967), pemeluk Islamnya masih berjumlah 30 milliun. Jadi merupakan daerah yang pemeluk Islam-nya nomor lima besarnya di dunia setelah Indonesia, Pakistan, India dan Cina.

Keluarga dan Guru Imam Bukhari

Bukhari dididik dalam keluarga ulama yang taat beragama. Dalam kitab As-Siqat, Ibnu Hibban menulis bahwa ayahnya dikenal sebagai orang yang wara’ dalam arti berhati-hati terhadap hal-hal yang hukumnya bersifat syubhat (ragu-ragu), terlebih lebih terhadap hal-hal yang sifatnya haram. Ayahnya adalah seorang ulama bermadzhab Maliki dan merupakan mudir dari Imam Malik, seorang ulama besar dan ahli fikih. Ayahnya wafat ketika Bukhari masih kecil.
Perhatiannya kepada ilmu hadits yang sulit dan rumit itu sudah tumbuh sejak usia 10 tahun, hingga dalam usia 16 tahun beliau sudah hafal dan menguasai buku-buku seperti “al-Mubarak” dan “al-Waki”. Bukhari berguru kepada Syekh Ad-Dakhili, ulama ahli hadits yang masyhur di Bukhara. Pada usia 16 tahun bersama keluarganya, ia mengunjungi kota suci Mekkah dan Madinah, dimana di kedua kota suci itu beliau mengikuti kuliah para guru-guru besar ahli hadits. Pada usia 18 tahun beliau menerbitkan kitab pertamanya “Qudhaya as Shahabah wat Tabi’ien” (Peristiwa-peristiwa Hukum di zaman Sahabat dan Tabi’ien).
Bersama gurunya Syekh Ishaq, beliau menghimpun hadits-hadits shahih dalam satu kitab, dimana dari satu juta hadits yang diriwayatkan oleh 80.000 perawi disaring lagi menjadi 7275 hadits. Diantara guru-guru beliau dalam memperoleh hadits dan ilmu hadits antara lain adalah Ali bin Al Madini, Ahmad bin Hanbali, Yahya bin Ma’in, Muhammad bin Yusuf Al Faryabi, Maki bin Ibrahim Al Bakhi, Muhammad bin Yusuf al Baykandi dan Ibnu Rahwahih. Selain itu ada 289 ahli hadits yang haditsnya dikutip dalam kitab Shahih-nya.

Kejeniusan Imam Bukhari

Bukhari diakui memiliki daya hapal tinggi, yang diakui oleh kakaknya Rasyid bin Ismail. Kakak sang Imam ini menuturkan, pernah Bukhari muda dan beberapa murid lainnya mengikuti kuliah dan ceramah cendekiawan Balkh. Tidak seperti murid lainnya, Bukhari tidak pernah membuat catatan kuliah. Ia sering dicela membuang waktu karena tidak mencatat, namun Bukhari diam tak menjawab. Suatu hari, karena merasa kesal terhadap celaan itu, Bukhari meminta kawan-kawannya membawa catatan mereka, kemudian beliau membacakan secara tepat apa yang pernah disampaikan selama dalam kuliah dan ceramah tersebut. Tercenganglah mereka semua, lantaran Bukhari ternyata hafal di luar kepala 15.000 hadits, lengkap dengan keterangan yang tidak sempat mereka catat.
Ketika sedang berada di Bagdad, Imam Bukhari pernah didatangi oleh 10 orang ahli hadits yang ingin menguji ketinggian ilmu beliau. Dalam pertemuan itu, 10 ulama tersebut mengajukan 100 buah hadits yang sengaja “diputar-balikkan” untuk menguji hafalan Imam Bukhari. Ternyata hasilnya mengagumkan. Imam Bukhari mengulang kembali secara tepat masing-masing hadits yang salah tersebut, lalu mengoreksi kesalahannya, kemudian membacakan hadits yang benarnya. Ia menyebutkan seluruh hadits yang salah tersebut di luar kepala, secara urut, sesuai dengan urutan penanya dan urutan hadits yang ditanyakan, kemudian membetulkannya. Inilah yang sangat luar biasa dari sang Imam, karena beliau mampu menghafal hanya dalam waktu satu kali dengar.
Selain terkenal sebagai seorang ahli hadits, Imam Bukhari ternyata tidak melupakan kegiatan lain, yakni olahraga. Ia misalnya sering belajar memanah sampai mahir, sehingga dikatakan sepanjang hidupnya, sang Imam tidak pernah luput dalam memanah kecuali hanya dua kali. Keadaan itu timbul sebagai pengamalan sunnah Rasul yang mendorong dan menganjurkan kaum Muslimin belajar menggunakan anak panah dan alat-alat perang lainnya.

Karya-karya Imam Bukhari

Karyanya yang pertama berjudul “Qudhaya as Shahabah wat Tabi’ien” (Peristiwa-peristiwa Hukum di zaman Sahabat dan Tabi’ien). Kitab ini ditulisnya ketika masih berusia 18 tahun. Ketika menginjak usia 22 tahun, Imam Bukhari menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci bersama-sama dengan ibu dan kakaknya yang bernama Ahmad. Di sanalah beliau menulis kitab “At-Tarikh” (sejarah) yang terkenal itu. Beliau pernah berkata, “Saya menulis buku “At-Tarikh” di atas makam Nabi Muhammad SAW di waktu malam bulan purnama”.
Karya Imam Bukhari lainnya antara lain adalah kitab Al-Jami’ ash Shahih, Al-Adab al Mufrad, At Tharikh as Shaghir, At Tarikh Al Awsat, At Tarikh al Kabir, At Tafsir Al Kabir, Al Musnad al Kabir, Kitab al ‘Ilal, Raf’ul Yadain fis Salah, Birrul Walidain, Kitab Ad Du’afa, Asami As Sahabah dan Al Hibah. Diantara semua karyanya tersebut, yang paling monumental adalah kitab Al-Jami’ as-Shahih yang lebih dikenal dengan nama Shahih Bukhari.
Dalam sebuah riwayat diceritakan, Imam Bukhari berkata: “Aku bermimpi melihat Rasulullah saw., seolah-olah aku berdiri di hadapannya, sambil memegang kipas yang kupergunakan untuk menjaganya. Kemudian aku tanyakan mimpi itu kepada sebagian ahli ta’bir, ia menjelaskan bahwa aku akan menghancurkan dan mengikis habis kebohongan dari hadits-hadits Rasulullah saw. Mimpi inilah, antara lain, yang mendorongku untuk melahirkan kitab Al-Jami’ As-Sahih.”
Dalam menghimpun hadits-hadits shahih dalam kitabnya tersebut, Imam Bukhari menggunakan kaidah-kaidah penelitian secara ilmiah dan sah yang menyebabkan keshahihan hadits-haditsnya dapat dipertanggungjawabkan. Ia berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meneliti dan menyelidiki keadaan para perawi, serta memperoleh secara pasti kesahihan hadits-hadits yang diriwayatkannya.
Imam Bukhari senantiasa membandingkan hadits-hadits yang diriwayatkan, satu dengan lainnya, menyaringnya dan memilih mana yang menurutnya paling shahih. Sehingga kitabnya merupakan batu uji dan penyaring bagi hadits-hadits tersebut. Hal ini tercermin dari perkataannya: “Aku susun kitab Al Jami’ ini yang dipilih dari 600.000 hadits selama 16 tahun.”
Banyak para ahli hadits yang berguru kepadanya, diantaranya adalah Syekh Abu Zahrah, Abu Hatim Tirmidzi, Muhammad Ibn Nasr dan Imam Muslim bin Al Hajjaj (pengarang kitab Shahih Muslim). Imam Muslim menceritakan : “Ketika Muhammad bin Ismail (Imam Bukhari) datang ke Naisabur, aku tidak pernah melihat seorang kepala daerah, para ulama dan penduduk Naisabur yang memberikan sambutan seperti apa yang mereka berikan kepadanya.” Mereka menyambut kedatangannya dari luar kota sejauh dua atau tiga marhalah (100 km), sampai-sampai Muhammad bin Yahya Az Zihli (guru Imam Bukhari) berkata : “Barang siapa hendak menyambut kedatangan Muhammad bin Ismail besok pagi, lakukanlah, sebab aku sendiri akan ikut menyambutnya.”

Penelitian Hadits

Untuk mengumpulkan dan menyeleksi hadits shahih, Bukhari menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk mengunjungi berbagai kota guna menemui para perawi hadits, mengumpulkan dan menyeleksi haditsnya. Diantara kota-kota yang disinggahinya antara lain Bashrah, Mesir, Hijaz (Mekkah, Madinah), Kufah, Baghdad sampai ke Asia Barat. Di Baghdad, Bukhari sering bertemu dan berdiskusi dengan ulama besar Imam Ahmad bin Hanbali. Dari sejumlah kota-kota itu, ia bertemu dengan 80.000 perawi. Dari merekalah beliau mengumpulkan dan menghafal satu juta hadits.
Namun tidak semua hadits yang ia hapal kemudian diriwayatkan, melainkan terlebih dahulu diseleksi dengan seleksi yang sangat ketat, diantaranya apakah sanad (riwayat) dari hadits tersebut bersambung dan apakah perawi (periwayat / pembawa) hadits itu terpercaya dan tsiqqah (kuat). Menurut Ibnu Hajar Al Asqalani, akhirnya Bukhari menuliskan sebanyak 9082 hadis dalam karya monumentalnya Al Jami’ as-Shahih yang dikenal sebagai Shahih Bukhari.
Dalam meneliti dan menyeleksi hadits dan diskusi dengan para perawi tersebut, Imam Bukhari sangat sopan. Kritik-kritik yang ia lontarkan kepada para perawi juga cukup halus namun tajam. Kepada para perawi yang sudah jelas kebohongannya ia berkata, “perlu dipertimbangkan, para ulama meninggalkannya atau para ulama berdiam dari hal itu” sementara kepada para perawi yang haditsnya tidak jelas ia menyatakan “Haditsnya diingkari”. Bahkan banyak meninggalkan perawi yang diragukan kejujurannya. Beliau berkata “Saya meninggalkan 10.000 hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang perlu dipertimbangkan dan meninggalkan hadits-hadits dengan jumlah yang sama atau lebih, yang diriwayatan oleh perawi yang dalam pandanganku perlu dipertimbangkan”.
Banyak para ulama atau perawi yang ditemui sehingga Bukhari banyak mencatat jati diri dan sikap mereka secara teliti dan akurat. Untuk mendapatkan keterangan yang lengkap mengenai sebuah hadits, mencek keakuratan sebuah hadits ia berkali-kali mendatangi ulama atau perawi meskipun berada di kota-kota atau negeri yang jauh seperti Baghdad, Kufah, Mesir, Syam, Hijaz seperti yang dikatakan beliau “Saya telah mengunjungi Syam, Mesir dan Jazirah masing-masing dua kali, ke Basrah empat kali menetap di Hijaz selama enam tahun dan tidak dapat dihitung berapa kali saya mengunjungi Kufah dan Baghdad untuk menemui ulama-ulama ahli hadits.”
Disela-sela kesibukannya sebagai sebagai ulama, pakar hadits, ia juga dikenal sebagai ulama dan ahli fiqih, bahkan tidak lupa dengan kegiatan kegiatan olahraga dan rekreatif seperti belajar memanah sampai mahir, bahkan menurut suatu riwayat, Imam Bukhari tidak pernah luput memanah kecuali dua kali.

Metode Imam Bukhari dalam Menulis Kitab Hadits

Sebagai intelektual muslim yang berdisiplin tinggi, Imam Bukhari dikenal sebagai pengarang kitab yang produktif. Karya-karyanya tidak hanya dalam disiplin ilmu hadits, tapi juga ilmu-ilmu lain, seperti tafsir, fikih, dan tarikh. Fatwa-fatwanya selalu menjadi pegangan umat sehingga ia menduduki derajat sebagai mujtahid mustaqil (ulama yang ijtihadnya independen), tidak terikat pada mazhab tertentu, sehingga mempunyai otoritas tersendiri dalam berpendapat dalam hal hukum.
Pendapat-pendapatnya terkadang sejalan dengan Imam Abu Hanifah (Imam Hanafi, pendiri mazhab Hanafi), tetapi terkadang bisa berbeda dengan beliau. Sebagai pemikir bebas yang menguasai ribuan hadits shahih, suatu saat beliau bisa sejalan dengan Ibnu Abbas, Atha ataupun Mujahid dan bisa juga berbeda pendapat dengan mereka.
Diantara puluhan kitabnya, yang paling masyhur ialah kumpulan hadits shahih yang berjudul Al-Jami’ as-Shahih, yang belakangan lebih populer dengan sebutan Shahih Bukhari. Ada kisah unik tentang penyusunan kitab ini. Suatu malam Imam Bukhari bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad saw., seolah-olah Nabi Muhammad saw. berdiri dihadapannya. Imam Bukhari lalu menanyakan makna mimpi itu kepada ahli mimpi. Jawabannya adalah beliau (Imam Bukhari) akan menghancurkan dan mengikis habis kebohongan yang disertakan orang dalam sejumlah hadits Rasulullah saw. Mimpi inilah, antara lain yang mendorong beliau untuk menulis kitab “Al-Jami ‘as-Shahih”.
Dalam menyusun kitab tersebut, Imam Bukhari sangat berhati-hati. Menurut Al-Firbari, salah seorang muridnya, ia mendengar Imam Bukhari berkata. “Saya susun kitab Al-Jami’ as-Shahih ini di Masjidil Haram, Mekkah dan saya tidak mencantumkan sebuah hadits pun kecuali sesudah shalat istikharah dua rakaat memohon pertolongan kepada Allah, dan sesudah meyakini betul bahwa hadits itu benar-benar shahih”. Di Masjidil Haram-lah ia menyusun dasar pemikiran dan bab-babnya secara sistematis.
Setelah itu ia menulis mukaddimah dan pokok pokok bahasannya di Rawdah Al-Jannah, sebuah tempat antara makam Rasulullah dan mimbar di Masjid Nabawi di Madinah. Barulah setelah itu ia mengumpulkan sejumlah hadits dan menempatkannya dalam bab-bab yang sesuai. Proses penyusunan kitab ini dilakukan di dua kota suci tersebut dengan cermat dan tekun selama 16 tahun. Ia menggunakan kaidah penelitian secara ilmiah dan cukup modern sehingga hadits haditsnya dapat dipertanggung-jawabkan.
Dengan bersungguh-sungguh ia meneliti dan menyelidiki kredibilitas para perawi sehingga benar-benar memperoleh kepastian akan keshahihan hadits yang diriwayatkan. Ia juga selalu membandingkan hadits satu dengan yang lainnya, memilih dan menyaring, mana yang menurut pertimbangannya secara nalar paling shahih. Dengan demikian, kitab hadits susunan Imam Bukhari benar-benar menjadi batu uji dan penyaring bagi sejumlah hadits lainnya. “Saya tidak memuat sebuah hadits pun dalam kitab ini kecuali hadits-hadits shahih”, katanya suatu saat.
Di belakang hari, para ulama hadits menyatakan, dalam menyusun kitab Al-Jami’ as-Shahih, Imam Bukhari selalu berpegang teguh pada tingkat keshahihan paling tinggi dan tidak akan turun dari tingkat tersebut, kecuali terhadap beberapa hadits yang bukan merupakan materi pokok dari sebuah bab.
Menurut Ibnu Shalah, dalam kitab Muqaddimah, kitab Shahih Bukhari itu memuat 7275 hadits. Selain itu ada hadits-hadits yang dimuat secara berulang, dan ada 4000 hadits yang dimuat secara utuh tanpa pengulangan. Penghitungan itu juga dilakukan oleh Syekh Muhyiddin An Nawawi dalam kitab At-Taqrib. Dalam hal itu, Ibnu Hajar Al-Atsqalani dalam kata pendahuluannya untuk kitab Fathul Bari (yakni syarah atau penjelasan atas kitab Shahih Bukhari) menulis, semua hadits shahih yang dimuat dalam Shahih Bukhari (setelah dikurangi dengan hadits yang dimuat secara berulang) sebanyak 2.602 buah. Sedangkan hadits yang mu’allaq (ada kaitan satu dengan yang lain, bersambung) namun marfu (diragukan) ada 159 buah. Adapun jumlah semua hadits shahih termasuk yang dimuat berulang sebanyak 7397 buah. Perhitungan berbeda diantara para ahli hadits tersebut dalam mengomentari kitab Shahih Bukhari semata-mata karena perbedaan pandangan mereka dalam ilmu hadits.

Terjadinya Fitnah

Muhammad bin Yahya Az-Zihli berpesan kepada para penduduk agar menghadiri dan mengikuti pengajian yang diberikannya. Ia berkata: “Pergilah kalian kepada orang alim dan saleh itu, ikuti dan dengarkan pengajiannya.” Namun tak lama kemudian ia mendapat fitnah dari orang-orang yang dengki. Mereka menuduh sang Imam sebagai orang yang berpendapat bahwa “Al-Qur’an adalah makhluk”.
Hal inilah yang menimbulkan kebencian dan kemarahan gurunya, Az-Zihli kepadanya. Kata Az-Zihli : “Barang siapa berpendapat bahwa lafadz-lafadz Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia adalah ahli bid’ah. Ia tidak boleh diajak bicara dan majelisnya tidak boleh didatangi. Dan barang siapa masih mengunjungi majelisnya, curigailah dia.” Setelah adanya ultimatum tersebut, orang-orang mulai menjauhinya.
Sebenarnya, Imam Bukhari terlepas dari fitnah yang dituduhkan kepadanya itu. Diceritakan, seseorang berdiri dan mengajukan pertanyaan kepadanya: “Bagaimana pendapat Anda tentang lafadz-lafadz Al-Qur’an, makhluk ataukah bukan?” Bukhari berpaling dari orang itu dan tidak mau menjawab kendati pertanyaan itu diajukan sampai tiga kali.
Tetapi orang itu terus mendesak. Ia pun menjawab: “Al-Qur’an adalah kalam Allah, bukan makhluk, sedangkan perbuatan manusia adalah makhluk dan fitnah merupakan bid’ah.” Pendapat yang dikemukakan Imam Bukhari ini, yakni dengan membedakan antara yang dibaca dengan bacaan, adalah pendapat yang menjadi pegangan para ulama ahli tahqiq (pengambil kebijakan) dan ulama salaf. Tetapi dengki dan iri adalah buta dan tuli. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Bukhari pernah berkata : “Iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang. Al-Quran adalah kalam Allah, bukan makhluk. Sahabat Rasulullah SAW, yang paling utama adalah Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali. Dengan berpegang pada keimanan inilah aku hidup, aku mati dan dibangkitkan di akhirat kelak, insya Allah.” Di lain kesempatan, ia berkata: “Barang siapa menuduhku berpendapat bahwa lafadz-lafadz Al-Qur’an adalah makhluk, ia adalah pendusta.”

Wafatnya Imam Bukhari

Suatu ketika penduduk Samarkand mengirim surat kepada Imam Bukhari. Isinya, meminta dirinya agar menetap di negeri itu (Samarkand). Ia pun pergi memenuhi permohonan mereka. Ketika perjalanannya sampai di Khartand, sebuah desa kecil terletak dua farsakh (sekitar 10 Km) sebelum Samarkand, ia singgah terlebih dahulu untuk mengunjungi beberapa familinya. Namun disana beliau jatuh sakit selama beberapa hari. Dan Akhirnya meninggal pada tanggal 31 Agustus 870 M (256 H) pada malam Idul Fitri dalam usia 62 tahun kurang 13 hari. Beliau dimakamkan selepas Shalat Dzuhur pada Hari Raya Idul Fitri. Sebelum meninggal dunia, ia berpesan bahwa jika meninggal nanti jenazahnya agar dikafani tiga helai kain, tanpa baju dalam dan tidak memakai sorban. Pesan itu dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat setempat. Beliau meninggal tanpa meninggalkan seorang anakpun.
diambil dari : http://opi.110mb.com/haditsweb/sejarah/sejarah_singkat_imam_bukhari.htm

Orang Mukmin di Akhirat Pasti Dapat Melihat Allah Swt.

113. Abu Musa r.a. berakata: Rasulullah saw. bersabda : Ada dua buah Surga yang terbuat dari perak beserta wadah dan segala isi kandungannya, dan dua buah Surga yang terbuat dari emas beserta wadah dan segala isi kandungannya. Penghalang ahli Surga untuk memandang Rabb mereka hanyalah hijab Keagungan pada Wajah-Nya di Surga Adn.  (Bukhari, Muslim).

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ جَنَّتَانِ مِنْ فِضَّةٍ آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا وَجَنَّتَانِ مِنْ ذَهَبٍ آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا وَمَا بَيْنَ الْقَوْمِ وَبَيْنَ أَنْ يَنْظُرُوا إِلَى رَبِّهِمْ إِلَّا رِدَاءُ الْكِبْرِيَاءِ عَلَى وَجْهِهِ فِي جَنَّةِ عَدْنٍ

Haram Memakai Cincin Emas dan Sutra Bagi Laki-Laki

1340.  Abdullah bin Umar r.a. berkata: Umar bin Khatab r.a. melihat perhiasan sutra dijual di muka pintu masjid, kemudian ia berkata:  Ya Rasulullah, andaikan engkau membeli itu untuk engkau pakai hari Jumat dan ketika menerima utusan jika datang kepadamu.  Maka Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya yang memakai itu hanyalah orang yang tidak mendapat bagian di akhirat.  Kemudian tidak lama Nabi saw. mendapat beberapa perhiasan sutra, maka beliau memberi satu kepada Umar bin Khatab r.a., dan Umar r.a. berkata:  Ya Rasulullah, engkau memberiku pakaian itu sesudah engkau bicara demikian terhadap perhiasan utharid.  Maka Sabda Nabi saw.: Aku tidak memberi kepadamu itu supaya engkau pakai.  Maka oleh Umar diberikan kepada saudaranya yang masih kafir di Makkah.  (Bukhari, Muslim)

Garis Edar Planet dan Bumi


 

garis edarTatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur'an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Al Qur'an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Al Qur'an, 36:38)
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur'an ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.
Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini, dinyatakan dalam Al Qur'an sebagai berikut:
"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (Al Qur'an, 51:7)
Terdapat sekitar 200 milyar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.
Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Dapat dipastikan bahwa pada saat Al Qur'an diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Karenanya, saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa "dipenuhi lintasan dan garis edar" sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi, hal ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Qur'an yang diturunkan pada saat itu: karena Al Qur'an adalah firman Allah.
dikutp dari: http://www.keajaibanalquran.com/astronomy_orbits.html

Profesor Masuk Islam Karena Keajaiban al-Qur'an


Terbukanya tabir hati ahli farmakologi Thailand Profesor Tajaten Tahasen, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Chiang Mai Thailand, baru-baru ini menyatakan diri masuk Islam saat membaca makalah Profesor Keith Moore dari Amerika. Keith Moore adalah ahli Embriologi terkemuka dari Kanada yang mengutip surat An-Nisa ayat 56 yang menjelaskan bahwa luka bakar yang cukup dalam tidak menimbulkan sakit karena ujung-ujung syaraf sensorik sudah hilang. Setelah pulang ke Thailand Tajaten menjelaskan penemuannya kepada mahasiswanya, akhirnya mahasiswanya sebanyak 5 orang menyatakan diri masuk Islam.
Bunyi dari surat An-Nisa’ tersebut antara lain sebagai berkut;"Sesungguhnya orang-orang kafir terhadap ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam neraka, setiap kali kulit mereka terbakar hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain agar mereka merasakan pedihnya azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagiMaha Bijaksana."


Ditinjau secara anatomi lapisan kulit kita terdiri atas 3 lapisan global yaitu; Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan Sub Cutis banyak mengandung ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf. Pada saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus sub cutis) salah satu tandanya yaitu hilangnya rasa nyeri dari pasien. Hal ini disebabkan karena sudah tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferentdan efferent yang mengatur sensasi persefsi. Itulah sebabnya Allah menumbuhkan kembali kulit yang rusak pada saat ia menyiksa hambaNya yang kafir supaya hambaNya tersebut dapat merasakan pedihnya azab Allah tersebut.
Mahabesar Allah yang telah menyisipkan firman-firman-Nya dan informasi sebagian kebesaran-Nya lewat sel tubuh, kromosom, pembuluh darah, pembuluh syaraf dsb. Rabbana makhalqta hada batila, Ya…Allah tidak ada sedikit pun yang engkau ciptakan itu sia-sia. (http://ilmu-ilmu-islam.blogspot.com/2010/03/bukti-kebenaran-al-quran-kulit-sebagai.html)


ON THE SENSORY CHARACTERISTIC OF THE SKIN
Karakteristik Kulit secara Sensorik

Catatan penerjemah: 
Dokumen asli [dalam Bahasa Inggris] dicetak dengan huruf biasa.
Dokumen terjemahan dicetak dengan huruf seperti ini.
lapisan kulit
Dr. Tagata Tejasen: Laa Ilaaha IllAllah Muhammad Rasool Allah ! 

This man is uttering the Islamic creed (Shahaadah) thus declaring that he is becoming a Muslim. This occurred during the Eighth Saudi Medical Conference which was convened in Riyadh. He is Professor Tejatat Tejasen, Chairman of the Department of Anatomy at Chiang Mai University in Thailand. He was previously the Dean of the Faculty of Medicine at the same university.
Dr. Tagata Tejasen: Laa Ilaaha Illa-Allaah Muhammad-arRasuul-Allaah.

Dia menyatakan kesaksiannya (syahadah) dan menyatakan bahwa dia menjadi seorang Muslim. Hal ini terjadi pada waktu Konferensi Kedokteran Saudi Ke-8 yang diselenggarakan di Riyadh. Dia adalah Profesor Tejatat Tejasen, Ketua Departemen Anatomi di Universitas Chiang Mai, Thailand. Sebelumnya, dia adalah Dekan Fakultas Obat pada universitas yang sama.
We presented to Professor Tejasen some Qur’anic verses and Prophetic Ahadeeth which deal with his specialization in the field of anatomy. He commented that they also had in their Buddhist books very accurate descriptions of embryonic developmental stages. We told him that we were very anxious and interested to see those descriptions and learn about these books. A year later, Professor Tejasen came to King Abdul Aziz University as an outside examiner. We reminded him of the statement he made one year before, but he apologized and said that he in fact had made that statement without ascertaining the matter. However, when he checked the Buddhist books he found that they contained nothing of relevance to the subject.
Kami tunjukkan kepada Profesor Tejasen beberapa ayat Al-Quran dan Hadits yang berhubungan dengan kekhususannya dalam bidang anatomi. Dia berkomentar bahwa mereka juga mempunyai (yang serupa) dalam kitab Budha mereka penjelasan yang sangat akurat tentang tahap-tahap perkembangan embrio. Kami memberitahu dia bahwa kami sangat tertarik sekali dan ingin melihat deskripsi-deskripsi (dalam kitab Budha, pent.) tersebut dan mempelajari kitab-kitab itu. Setahun kemudian, Profesor Tejasen datang ke Universitas King Abdul Aziz sebagai pemeriksa luar. Kami mengingatkan dia tentang pernyataan yang dibuatnya setahun yang lalu, akan tetapi dia minta maaf dan mengatakan bahwa sebenarnya dia mengatakan pernyataan tersebut tanpa mempelajari terlebih dahulu permasalahan yang sebenarnya. Akan tetapi, ketika dia memeriksa Kitab-Kitab Budha, tidak juga ditemukan referensi yang berhubungan dengan masalah yang dijadikan bahan penelitian.
Upon this, we presented to him a lecture written by Professor Keith Moore about the compatibility of modern embryology with what is contained in the Qur’an and the Sunnah and we asked Professor Tejasen if he knew of Professor Keith Moore. He replied that he knew him of course, adding that Professor Moore was one of the most world-renowned scientists in that field.
Kemudian, kami menunjukkan kepadanya sebuah ceramah yang ditulis oleh Profesor Keith Moore tentang kecocokan antara embriologi modern dengan apa yang ada di dalam Al-Quran dan Sunnah dan kami menanyakan Profesor Tejasen apakah dia mengenal Profesor Keith Moore. Dia menjawab bahwa tentu saja dia mengenalnya, dengan menambahkan bahwa Profesor Moore adalah salah seorang saintis yang terkemuka di bidangnya.
When Professor Tejasen studied this article he also was greatly astonished. We asked him several questions in his field of specialization. One of the questions pertained to modern discoveries in dermatology about the sensory characteristics of the skin.Dr. Tejasen responded: Yes if the burn is deep.
Ketika Profesor Tejasen menmpelajari artikel ini, dia juga sangat tercengang. Kami menanyakan kepadanya beberapa pertanyaan di bidang spesialisasinya. Salah satu pertanyaan yang berkenaan dengan penemuan modern dalam ilmu tentang kulit (dermatology) tentang karakteristik (sifat-sifat) kulit dalam menerima sensor. Dr. Tejasen merespon: Ya, jika terbakarnya dalam.
It was stated to Dr. Tejasen: You will be interested to know that in this book, the Holy Book - the Qur’an, there was a reference 1400 years ago which pertains to the moment of punishment of the unbelievers by the fire of Hell and it states that when their skin is destroyed, Allah makes another skin for them so that they perceive the punishment by a fire, indicating knowledge about the nerve endings in the skin, and the verse is as follows:
Telah dinyatakan kepada Dr. Tejasen, Anda akan tertarik untuk mengetahui apa yang ada dalam buku ini, Buku yang Suci - Al-Quran, telah ada referensinya 1400 tahun yang lalu berkenaan dengan saat penghukuman kepada orang-orang yang tidak percaya dengan api neraka dan dinyatakan bahwa ketika kulit mereka dihancurkan, Allah membuat kulit yang lain lagi untuk mereka agar mereka merasakan hukuman dari api neraka itu lagi, mengindikasikan pengetahuan tentang '??akhir urat syaraf??' (nerve ending) di dalam kulit, dan ayat tersebut adalah sebagai berikut:
Those who reject our signs, We shall soon cast into the fire. As often as their skins are roasted through, We shall change them for fresh skins, that they may taste the chastisement. Truly Allah is Exalted in Power, Wise. (Qur’an 4:56).

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(QS 4:56).
We asked: So do you agree that this is a reference to the importance of the nerve endings in the skin in sensation, 1400 years ago? Dr. Tejasen responded: Yes I agree.
Kami bertanya: Apakah Anda setuju bahwa ini adalah salah satu referensi akan pentingnya ??'akhir urat saraf' (nerve endings)?? pada sensasi kulit, 1440 tahun yang lalu? Dr. Tejasen merespon: Ya, saya setuju.
This knowledge about sensation had been known long before, because it says that if somebody does something wrong, then he will be punished by burning his skin and then Allah puts a new skin on him, covers him, to make him know that the test is painful again. That means they knew many years ago that the receptor of pain sensation must be on the skin, so they put a new skin on.
Pengetahuan tentang sensasi kulit ini telah diketahui jauh hari sebelumnya (dalam Al-Quran, pent.), karena dikatakan bahwa jika seseorang melakukan suatu kesalahan, maka dia akan dihukum dengan cara membakar kulitnya dan kemudian Allah akan menggantikan kulit yang baru lagi, dan menutupinya, untuk membuat dia mengetahui lagi bahwa siksaan itu sangat pedih. Hal ini berarti bahwa mereka telah mengetahui beberapa tahun yang lalu bahwa penerima sensasi sakit pasti ada di kulit, maka mereka meletakkan sebuah kulit bari lagi di atasnya.
The skin (see Fig. 1) is the center of sensitivity to burns. Thus, if the skin is completely burnt by fire, it looses its sensitivity. It is for this reason that Allah will punish the unbelievers on the Day of Judgement by returning to them their skins time after time, as He, the Exalted and Glorified, said in the Qur’an:
Kulit (Lihat Gambar 1) adalah pusat kepekaan rasa panas. Maka, jika kulit telah terbakar api seluruhnya, maka akan lenyaplah kepekaannya. Karena itulah maka Allah akan menghukum orang-orang yang tidak percaya akan Hari Pembalasan dengan mengembalikan kulit mereka waktu demi waktu, sebagaimana Dia, Yang Maha Mulia lagi Maha Agung, berfirman dalam Al-Quran:
Those who reject our signs, We shall soon cast into the fire. As often as their skins are roasted through, We shall change them for fresh skins, that they may taste the chastisement. Truly Allah is Exalted in Power, Wise. (Qur’an 4:56).

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Quran 4:56)
We asked him the following question: ‘Is it possible that these verses came to the Prophet Muhammad, (sallallahu ‘alaihi wa sallam), from a human source?’ Professor Tejasen conceded that they could have never come from any human source. But he still asked about the source of that knowledge and from where could Muhammad have possibly received it?
Kami menanyakan dia pertanyaan berikut: 'Mungkinkah ayat ini datang kepada Nabi Muhammad SAW dari sumber manusia?' Profesor Tejasen memberikan pengakuan bahwa hal ini tidak mungkin datang dari sumber manusia. Akan tetapi dia masih menanyakan tentang sumber pengetahuan tersebut dan kemungkinan tentang dari mana Muhammad SAW menerimanya.
We said, ‘From Allah, the Most Glorified and Most Exalted.’ Then he asked: ‘But who is Allah ?’
Kami mengatakan, 'Dari Allah, Yang Maha Agung lagi Maha Mulia.' Kemudian dia menanyakan: 'Akan tetapi siapakah Allah ?'
We replied: He is the Creator of all that is in existence.’ If you find wisdom then it is because it comes only from the one Who is Most Wise. If you find knowledge in the making of this universe, it is because the universe is the creation of the One Who has all the knowledge. If you find perfection in the composition of these creations, then it is proof to you that it is the creation of the One Who Knows Best, and if you find mercy, then this bears witness to the fact that it is the creation of the One Who is Most Merciful. In the same way, if you perceive creation as belonging to one unified order and tied together firmly, then this is proof that it is the creation of the Only Creator, May He be Glorified and Exalted.
Kami menjawab: 'Dialah Sang Pencipta semua yang ada.' Jika Anda menemukan kebijaksanaan, maka hal itu karena dia datang dari Yang Maha Bijaksana. Jika Anda menemukan pengetahuan dalam pembuatan alam semesta ini, hal itu karena alam semesta ini adalah ciptaan dari Dia yang memiliki segala pengetahuan. Jika Anda menemukan kesempurnaan dalam susunan dari ciptaan-ciptaan ini, maka itulah bukti bahwa itu adalah ciptaan dari Dia yang mengetahui segala kebaikan, dan Jika Anda menemukan kemurahan hati, maka hal ini memperlihatkan bukti pada fakta bahwa ini adalah ciptaan dari Dia Yang Maha Pemurah. Sama halnya jika Anda memahami ciptaan sebagai sesuatu yang tersusun secara utuh dan terkait satu sama lain dengan kuat, maka itulah bukti bahwa itu adalah ciptaan dari Sang Pencipta, Yang Maha Agung dan Maha Mulia.

Professor Tejasen agreed with what we said to him. He returned to his country where he delivered several lectures about his new knowledge and discoveries. We were informed that five of his students converted to Islam as a result of these lectures. Then at the Eighth Saudi Medical Conference held in Riyadh, Professor Tejasen attended a series of lectures on Medical signs in the Qur’an and Sunnah.
Profesor Tejasen menyetujui apa yang kami katakan padanya. Dia kembali ke negaranya di mana dia membawakan beberapa kuliah tentang pengetahuan dan penemuan barunya. Kami diberitahu bahwa lima dari murid dia berpindah ke Islam sebagai hasil dari kuliahnya. Kemudian, pada Konferensi Kedokteran Saudi ke-8 yang diselenggarakan di Riyadh, Profesor Tejasen mengikuti serangkaian ceramah pada tanda-tanda yang ada dalam Al-Quran dan Sunnah yang berhubungan dengan pengetahuan Medikal.
Professor Tejasen spent four days with several scholars, Muslims and non-Muslims, talking about this phenomenon in the Qur’an and the Sunnah. At the end of those sessions Professor Tejasen stood up and said:
Profesor Tejasen menghabiskan empat hari dengan beberapa sarjana, Muslim dan non-Muslim, membicarakan tentang fenomena yang ada dalam Al-Quran dan Sunnah ini. Pada akhir acara, Profesor Tejasen berdiri dan mengatakan:
In the last three years I became interested in the Qur’an, which Shaykh Abdul-Majeed Az-Zindani gave me. Last year, I got Professor Keith Moore’s latest script from the shaykh. He asked me to translate it into the Thai language and to give a few lectures to the Muslims in Thailand. I have fulfilled his request. You can see that in the video tape that I have given to the shaykh as a gift. From my studies and from what I have learned throughout this conference, I believe that everything that has been recorded in the Qur’an 1400 years ago must be the truth, that can be proven by scientific means. Since the Prophet Muhammad could neither read nor write, Muhammad must be a messenger who relayed this truth which was revealed to him as an enlightenment by the One Who is an eligible Creator. This Creator must be Allah, or God. Therefore, I think this is the time to say ‘Laa ilaaha illAllah ’, that there is no god to worship except Allah, ‘Muhammad Rasool Allah ’, Muhammad is the messenger of Allah...

Pada tiga tahun terakhir saya sangat tertarik dengan Al-Quran, yang dihadiahkan oleh Syaikh Abdul-Majiid Az-Zindani. Tahun lalu, saya mendapatkan skripsi terakhir dari Profesor Keith Moore dari Syaikh. Dia meminta saya untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa Thailan dan mengadakan beberapa ceramah kepada ummat Muslim di Thailand. Saya telah memenuhi permintaan dia. Anda bisa melihatnya pada video tape yang diberikan Syaikh sebagai hadiah. Dari penyelidikan saya dan dari apa yang telah saya pelajari selama konferensi ini, saya yakin bahwa segala yang terekam dalam Al-Quran 1400 tahun yang lalu pastilah suatu kebenaran, hal ini bisa dibuktikan dengan ilmu sains. Karena Nabi Muhammad SAW tidak bisa membaca dan menulis, Muhammad SAW pastilah seorang utusan yang telah menyampaikan kebenaran ini yang telah diwahyukan kepadanya sebagai cahaya dari Dia Yang Maha Pencipta. Pencipta ini pastilah Allah, atau Tuhan. Oleh karena itu, saya fikir inilah saat yang tepat untuk mengucapkan 'Laa ilaaha ilaallaah', bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah, 'Muhammadar rasuulullaah', bahwa Muhammad adalah utusan Allah...
I have not only learned from the scientific knowledge in the conference, but also the great chance of meeting many new scientists and making many new friends among the participants. The most precious thing that I have gained by coming to this conference is ‘La ilaaha illAllah, Muhammad Rasool Allah ’, and to have become a Muslim.
Saya tidak hanya telah mempelajari dari pengetahuan sains di konferensi ini, akan tetapi juga memperoleh kesempatan besar untuk menemui banyak ilmuwan baru dan membuat persahabatan baru dari semua pengikut konferensi. Hal paling berharga yang saya peroleh dengan mendatangi konferensi ini adalah kalimat 'Laa ilaaha illallaah, Muhammadar rasuulullaah', dan menjadi seorang Muslim.
The truth verily comes from Allah who said in the Qur’an: And those to whom knowledge has come see that the (revelation) sent down to thee from thy Lord - that is the truth, and that it guides to the path of the Exalted (in Might), worthy of all praise. (Qur’an 34:6).

Kebenaran sungguh datang dari Allah yang telah mengatakan dalam Al-Quran:

Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhan-mu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. 
(Quran 34:6)


BERIKUT INI PERNYATAAN PROFESSOR KEITH L. MOORE DI YOUTUBE:


http://www.youtube.com/watch?v=J_Dllu42eEA&feature=player_embedded#!


Dr. Moore was a former President of the Canadian Association of Anatomists, and of the American Association of Clinical Anatomists. He was honoured by the Canadian Association of Anatomists with the prestigious J.C.B. Grant Award and in 1994 he received the Honoured Member Award of the American Association of Clinical Anatomists "for outstanding contributions to the field of clinical anatomy."

"For the past three years, I have worked with the Embryology Committee of KingcAbdulaziz University in Jeddah, Saudi Arabia, helping them to interpret the many statements in the Qur'an and Sunnah referring to human reproduction and prenatal development. At first I was astonished by the accuracy of the statements that were recorded in the 7th century AD, before the science of embryology was established. Although I was aware of the glorious history of Muslim scientists in the 10th century AD, and some of their contributions to Medicine, I knew nothing about the religious facts and beliefs contained in the Qur'an and Sunnah."

At a conference in Cairo he presented a research paper and stated:

"It has been a great pleasure for me to help clarify statements in the Qur'an about human development. It is clear to me that these statements must have come to Muhammad from God, or Allah, because most of this knowledge was not discovered until many centuries later. This proves to me that Muhammad must have been a messenger of God, or Allah."

Professor Moore also stated that: adith in the last four years have revealed a system of classifying human embryos that is amazing since it was recorded in the seventh century A.D... the descriptions in the Qur'an cannot be based on scientific knowledge in the seventh century..." "The intensive studies of the Qur'an and "...Because the staging of human embryos is complex, owing to the continuous process of change during development, it is proposed that a new system of classification could be developed using the terms mentioned in the Qur'an and Sunnah. The proposed system is simple, comprehensive, and conforms with present embryological knowledge.

SEE MORE WHAT Scientists' Comments On The Qur'an:
E. Marshall Johnson (Professor and Chairman of the Department of Anatomy and Developmental Biology, and Director of the Daniel Baugh Institute, Thomas Jefferson University, Philadelphia, Pennsylvania, USA.),
Joe Leigh Simpson (Professor and Chairman of the Department of Obstetrics and Gynaecology, Baylor College of Medicine, Houston, Texas, USA.),
William Hay (Professor of Oceanogprahy, University of Colorado, Boulder, Colorado, USA),
DAN MASIH BNYK LAGI DI: http://www.islamic-awareness.org/Quran/Science/scientists.html


Dari Bahtera Menuju Islam
SELAIN daripada para profesor yg telah diceritakan di atas,msh bnyk lagi para pakar ilmu pengetahuan yg masuk Islam KARENA KEBENARAN AL QURAN TENTANG MODERN SCIENCE. krn itu sering kita temui ayat2 Al Quran yg berbunyi "BAGI ORG-ORG YG BERPIKIR..."
Seorang pakar kelautan menyatakan betapa terpesonanya ia kepada Al-Quran yang telah memberikan jawaban dari pencariannya selama ini. Prof. Jackues Yves Costeau seorang oceanografer, yang sering muncul di televisi pada acara Discovey, ketika sedang menyelam menemukan beberapa mata air tawar di tengah kedalaman lautan. Mata air tersebut berbeda kadar kimia, warna dan rasanya serta tidak bercampur dengan air laut yang Lainnya. Bertahun-tahun ia berusaha mengadakan penelitian dan mencari jawaban misteri tersebut. Sampai suatu hari bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia menjelaskan tentang ayat Al-Quran Surat Ar-Rahman ayat 19-20 dan surat Al-Furqon ayat 53. Awalnya ayat itu ditafsirkan muara sungai tetapi pada muara sungai ternyata tidak ditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau sampai ia masuk Islam. Kutipan ayat tersebut antara lain sebagai berikut: “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan, yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antar-keduanya dinding dan batas yang menghalang.” (QS Al-Furqon: 53).

Berdasarkan contoh kasus di atas, dapat memberikan gambaran pada kita bahwa ayat suci Al-Quran mampu menjelaskan fenomena Cromosome, Anatomi, Oceanografi, Keperawatan dan antariksa (baca "Jurnal Keperawatan Unpad" edisi 4, hal 64-70).
Sebenarnya masih banyak ayat- ayat Al-Quran yang menerangkan fenomena evolution and genetic seperti QS. As-Sajdah: 4, QS. al-A’raf: 53, QS. Yusuf: 3, QS. Hud: 7, tetapi karena keterbatasan ruangan pada kolom ini, serta dengan segala keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki penulis, maka kepada Allah jualah hendaknya kita berharap dan hanya Allah-lah yang Mahaluas dan Mahatinggi ilmunya. Wallahu a’lam.

Selasa, 22 November 2011

Trumpet will be blown angel Israfil

After authors invite readers to walk-to walk in space from one planet to another planet and of one celestial body to celestial body to another and also has shown how big the universe is God's creation, the next author invited to ponder how great trumpet will be blown by the Angel Israfil. Before reviewing how big a horn to be blown by the Angel Israfil, first let's discuss what the trumpet is mentioned in several verses of the Qur'an? In human history, especially the kingdom era, the trumpet is often used as a tool for announcements about something from the King or also to give a sign that the royal guards to assemble. Similarly, the Kingdom of God that covers the entire universe and creation. When the End time comes, then the trumpet will be blown by the Angel Israfil for the first time. Then when God will gather and revive all people to face the tribunal of God, also trumpets blown for the second time.
The scientists are not endless researching and thinking about the existence of this universe, from observing the earth and its contents, including human beings themselves, until the objects in outer space even to predict the shape of the universe is God's creation. The images can be viewed on www.rense.com/general72/size.htm only a small part of the objects that exist in this universe humans have been observed. All these objects must be in a space called the universe that is assumed by scientists there are limits. In this regard, the scientists try to predict the shape of the universe through observations or data collected with advanced equipment available.
At first the scientists predict that the shape of the universe is flat or "flat". Then the scientists of England predicts again that the shape of the universe is like a soccer ball. Predicted shape of the universe like a soccer ball is actually a good estimate as part of the theory of a finite universe (finite universe theory). However, based on recent data, especially about the "background radiation" the scientists collected did not support the predictions of the theory. With the latest data collected by a NASA instrument called the "Wilkinson Microwave Anisotropy Prob (WMAP)" Professor Frank Steiner of the University of Ulm, Germany, who led a group of scientists proposed a universe that is shocking. Professor Steiner and his group claim that the universe is shaped like a trumpet. This form is compatible with observations (data collected). At the front end of the horn is part of the universe that humans can be observed (observable) and getting into the back end of the horn is part of the universe is not observable (unobservable). (See Figure). Now let us look at one verse of the Qur'an that mention about the trumpet, for example, Sura An-Naml verse 87: "And on the day (when) the trumpet is blown, it was disturbed, all that is in the heavens and everything on earth, but who is God wills. And all of them came to Him with humble himself "(Sura 27:87).
What can we interpret from these verses? If the findings of the scientists that we use as a basis for interpreting the verse, then the trumpet in question is this universe that resembles a trumpet. So when the trumpet (see the universe and all its contents) is blown by the Angel Israfil for the first time then that's when "timing" of the end of human life and destruction of the ephemeral nature of this or that is referred to as the End Times. In other passages, this trumpet will be blown for the second time that marks the human resurrected from the dead to face the court of God, and this is called as the Day of Judgement (the Day of Resurrection). For the record, in fact according to the Qur'an there is a sequence of events with respect to the final day that begins with the destruction of the universe and the end of the life of this world (in the Qur'an is one of them refers to the word "as-saa'ah" or start time hereafter marked with trumpets blew for the first time) followed by the resurrected and gathered people from the dead (in the Qur'an is said by the term "al-Qiyama" or the Day of Judgement which is marked with a horn blew for the second time) to account for his actions over the world (one of the terms used in the Quran "yaumul fashl" or day of determination). Wallaahu a'lam shawab bish.


Sources: http://alisaid.wordpress.com/2007/10/04/seberapa-besar-torompet-yang-akan-ditiup-malaikat-israfil/

A good way of reading the Quran

The scholars have written, there are six ways Baatinites lahiriyah and six ways of reading the Qur'an:

Lahiriyah ways:

1. Read it with great respect, no ablution and facing the Qiblah.

2. Not read it too fast, but read with the recitation and Tartil.

3. Trying to cry, though forced to pretend to cry.

4. Fulfilling the right of the verses adzab and grace.

5. If it is feared will cause riya 'or interfere with anyone else, should read it quietly, if it does not bother to read aloud.

6. Read the Quran in a melodious voice.

Bathiniyah ways:

1. Glorifies the Koran in the liver as the highest kalam.

2. Entering the majesty and greatness of God, because the Quran is kalamnya.

3. Distancing feeling indecisive and doubt from our hearts.

4. Read by reflecting on the meaning of each verse with great pleasure.

5. Our hearts to follow the verses we read.

6. Ear really ditawajuhkan as if God was talking to us and we're listening.

Rabu, 16 November 2011

Ayo Belajar Al-quran




"Katakanlah, 'Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al-Qur'an itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur'an…' "(QS. Al-Ahqaaf: 10).

Saudara ketua, ibu-ibu dan bapak-bapak,

Tema pembicaraan sore ini "Apa Yang Dikatakan Injil Tentang Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam tiada keraguan hal ini tentu mengejutkan kebanyakan Anda karena pembicara adalah seorang Muslim. Bagaimana bisa terjadi seorang Muslim menjelaskan secara terperinci ramalan kitab orang Yahudi dan Kristen?

Sebagai anak muda, sekitar 30 tahun yang lalu, saya menghadiri serangkaian ceramah keagamaan oleh seorang ahli ilmu agama kristen, yang terhormat Pendeta Hiten, pada "Theatre Royal", Durban.

Paus atau Kissinger?
Pendeta yang terhormat ini, menjelaskan secara terperinci ramalan-ramalan Injil. Ia terus membuktikan bahwa kitab Injil meramalkan kebangkitan Sovyet Rusia dan hari akhir. Pada satu tahap ia melanjutkan pembuktian lebih luas bahwa kitab sucinya tidak menghilangkan Paus dari ramalannya. Dengan penuh semangat ia berbicara panjang lebar untuk meyakinkan pendengarnya bahwa "Beast 666" yang disebutkan dalam kitab wahyu tersebut kitab terakhir dari Perjanjian Baru adalah Paus, pendeta Kristus dibumi. Tidak pantas bagi kita umat Islam untuk ikut dalam pertentangan anfara Katholik Roma dan Protestan ini. Tetapi, penjelasan terakhir orang Kristen mengatakan bahwa "Beast 666" pada kitab Injil adalah Dr. Henry Kissinger.

Sarjana-sarjana Kristen berlaku jujur dan tak kenal lelah dalam usahanya membuktikan kasus mereka.

Ceramah Pendeta Hiten membuat saya bertanya jika kitab Injil meramalkan banyak hal bahkan termasuk "Paus" dan "Israel"- maka tentunya harus ada sesuatu yang mengatakan tentang kedermawanan terbesar dari umat manusia Nabi suci Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam-.

Sebagai pemuda saya mulai mencari jawabannya: Saya menemui banyak pendeta, menghadiri ceramah dan membaca segala sesuatu yang dapat saya hubungkan dengan ramalan Injil. Malam ini saya akan menceritakan kepada Anda satu dari tanya jawab-tanya jawab ini dengan seorang dominee dari Gereja Reformasi Belanda.


Angka Keberuntungan 13
Saya diundang ke Transvaal untuk berbicara pada peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Saya mengetahui bahwa di propinsi tersebut bahasa Afrika digunakan secara umum, bahkan oleh bangsa saya sendiri, saya merasa harus sedikit belajar bahasa ini, sehingga dapat merasa sedikit seperti di rumah sendiri dengan masyarakat tersebut. Saya membuka buku petunjuk telepon dan mulai menelpon para pembicara gereja Afrika. Saya menyatakan maksud saya kepada para pendeta bahwa saya tertarik berdialog dengan mereka, tetapi mereka semua menolak permintaan saya dengan permohonan maaf yang dapat diterima. Angka 13 adalah angka keberuntungan saya. Telepon ke 13 membuat saya merasa senang dan lega. Van Heerden, seorang dominee, setuju untuk bertemu saya di rumahnya pada Sabtu siang, sehingga saya harus pergi ke Transvaal.

Dominee menerima saya di Beranda dengan sambutan yang bersahabat, dan berkata jika saya tidak keberatan, ia akan senang jika ayah mertuanya yang berasal dari Free State (seorang pria tua berumur 70-an) bergabung dengan kami dalam diskusi. Saya tidak keberatan. Kami bertiga duduk di perpustakaannya. .

Mengapa Tidak Ada?
Saya mengajukan pertanyaan, "Apakah yang dikatakan Injil tentang Muhammad?"

Tanpa ragu-ragu ia menjawab, "Tidak ada!"

Saya bertanya, "Mengapa tidak ada? Berdasarkan penafsiran Anda Injil mengatakan banyak hal tentang kebangkitan Soviet Rusia dan tentang hari akhir, bahkan tentang Paus dari Katholik Roma?"

Dia berkata, "Ya, tetapi tidak ada tentang Muhammad!"

Saya bertanya lagi, "Mengapa tidak ada? Muhammad seorang yang bertanggungjawab membawa jutaan pengikutnya menjadi sebuah komunitas yang mendunia, yang dengan pengaruhnya, percaya pada:
1. Keajaiban kelahiran Yesus,
2. Bahwa Yesus adalah Mesias,
3. Bahwa dengan izin Tuhan, Ia dapat menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang buta sejak lahir dan penderita kusta.

Tentunya kitab tersebut (Injil) mengatakan sesuatu tentang pemimpin besar manusia ini, yang berkata sangat baik tentang Yesus dan ibunya Maryam?" (Kesejahteraan untuk mereka berdua).

Orang tua dari Free State menjawab, "Anakku, saya telah membaca Injil selama 50 tahun lebih dan jika terdapat sesuatu yang menyinggung tentang Muhammad, saya akan mengetahuinya."

Tidak Ada Nama Itu
Saya bertanya, "Menurut Anda, bukankah di dalam Perjanjian Lama terdapat ratusan ramalan sehubungan dengan kedatangan Yesus".

Dominee menyela, "Bukan ratusan, bahkan ribuan!"

Saya berkata, "Saya tidak akan memperdebatkan 1001 ramalan di Perjanjian Lama sehubungan dengan kedatangan Yesus Kristus, karena umat Islam di seluruh dunia telah menerimanya tanpa perlu pembuktian dari ramalan Injil mana pun. Kami umat Islam secara defacto telah menerima Yesus dengan pengaruh Muhammad saja, dan saat ini di dunia terdapat tidak kurang dari 900.000.000 pengikut Muhammad yang mencintai, memuliakan dan menghormati utusan Tuhan yang besar ini -Yesus Kristus-tanpa perlu diyakinkan oleh umat Kristen melalui arti Injil dalam dialek bahasa mereka. Dari ribuan ramalan tersebut, dapatkah Anda menunjukkan satu saja ramaian yang menyebutkan nama Yesus? Istilah Mesias yang diterjemahkan Kristus adalah bukan nama tetapi sebuah sebutan. Adakah sebuah ramalan yang mengatakan bahwa nama Mesias akan menjadi Yesus dan nama ibunya akan menjadi Maria; bahwa yang seharusnya menjadi ayahnya adalah Yusuf si tukang kayu; bahwa ia akan lahir pada masa pemerintahan raja Hero dan lain-lain?

"Tidak! Tidak ada perincian seperti itu!" jawab Dominee.

Saya bertanya, "Lalu bagaimana Anda menyimpulkan bahwa ribuan ramalan tersebut mengacu kepada Yesus?"

Apakah Ramalan Tersebut?
Dominee menjawab, "Perhatikan, ramalan adalah kata-kata yang menggambarkan sesuatu yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ketika hal itu terjadi, kita lihat secara nyata pemenuhan atas apa yang telah diperkirakan di masa lalu dalam ramalan-ramalan tersebut."

Saya berkata, "Apa yang sebenarnya Anda lakukan adalah bahwa Anda menyimpulkan, mencari alasan, menempatkan dua dan dua bersama-sama."

Dia berkata, "Ya."

Saya berkata, "Jika ini yang Anda lakukan dengan ribuan ramalan untuk membenarkan pendapat Anda tentang keaslian Yesus, mengapa kita tidak melakukan sistem yang sama untuk Muhammad? Dominee setuju hal tersebut adalah argumen yang adil, alasan yang dapat diterima dalam memperlakukan masalah tersebut.

Saya memintanya untuk membuka Ulangan, pasal 18, ayat 18 (kitab kelima dari kitab Yahudi dan Kristen). Saya membaca ayat tersebut berdasarkan ingatan dalam versi Afrika, dengan tujuan sedikit berlatih bahasa yang digunakan bangsa di Afrika Selatan tersebut.

'N Profeet Sal Ek Vir Hulle
Verwek Uit Die Midde Van Hulle Broers,
Soos Jy Is,
En Ek Sal My Woorde In Sy Mond Le,
En Hy Sal Aan Hulle Se
Alles Wat Ek Hom Beveel
Deut. 18:18

Terjemahannya sebagai berikut:
"Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya." (In-jil-Ulangan 18: 18)

Nabi Seperti Musa
Saya meminta maaf karena pelafalan yang tidak jelas dalam membacakan versi tersebut dalam bahasa Afrika. Dominee meyakinkan saya bahwa saya melakukannya dengan baik. Saya bertanya, "Kepada siapa ramalan tersebut ditujukan?"

Tanpa keraguan sedikit pun dia menjawab, "Yesus!"

Saya bertanya, "Mengapa Yesus, namanya tidak disebut di sini?"

Dominee menjawab, "Karena ramalan adalah kata-kata yang menggambarkan sesuatu yang akan terjadi pada masa yang akan datang, kita temukan kata-kata dalam ayat ini cukup melukiskannya. Anda lihat, kata yang paling penting dari ramalan ini adalah Soos Jy Is (like unto thee), -seperti kamu- seperti Musa, dan Yesus seperti Musa.

Saya bertanya, "Dalam hal apa Yesus seperti Musa?"

Jawabannya adalah; "Pertama, Musa adalah seorang Yahudi dan Yesus juga seorang Yahudi; Kedua, Musa adalah seorang nabi dan Yesus juga seorang nabi -karena itu Yesus seperti Musa dan itu tepat sekali seperti yang dikatakan Tuhan kepada Musa- Soos Jy Is.

"Dapatkah Anda pikirkan persamaan-persamaan lain antara Musa dan Yesus?" tanya saya.

Dominee mengatakan ia tidak dapat memikirkan yang lain. Saya membalas, "Jika hanya dua kriteria ini saja untuk menentukan calon dalam ramalan pada Ulangan 18: 18, maka untuk kasus ini kriteria dapat dipenuhi oleh setiap tokoh setelah Musa pada kitab Injil: -Solomon, Yesaya, Ezekiel, Daniel, Hosea, Yoel, Malachi, Yohanes Pembaptis dan lain-lain, karena mereka semua juga seorang "Yahudi" dan "Nabi". Mengapa tidak menerapkan ramalan tersebut kepada salah satu nabi-nabi ini, dan mengapa harus Yesus? Mengapa kita harus menganggap yang satu ikan sementara yang lainnya unggas?" Dominee tidak menjawab.
Saya meneruskan, "Perhatikan, kesimpulan saya adalah Yesus hampir tidak seperti Musa, dan jika salah, saya akan senang jika Anda meluruskan saya."

Tiga Ketidaksamaan
Sambil berkata, saya memberi alasan kepadanya:

Pertama, Yesus tidak seperti Musa, karena, menurut Anda "Yesus adalah Tuhan", tetapi Musa bukanlah Tuhan. "Apakah hal ini benar?" saya bertanya kepada Dominee.

Dominee menjawab, "Ya."

Saya berkata, "Karena itu Yesus tidak seperti Musa!"

Kedua, menurut Anda "Yesus Mati Untuk Dosa-dosa Dunia", tetapi Musa tidak mati untuk hal tersebut. "Apakah hal ini benar?" saya bertanya kepada Dominee.

Dia menjawab lagi, "Ya."

Saya berkata, "Karena itu Yesus tidak seperti Musa!"

Ketiga, menurut Anda "Yesus Pergi Ke Neraka Selama Tiga Hari", tetapi Musa tidak masuk ke sana. "Apakah hal ini benar?" saya bertanya kepada Dominee.

Dia menjawab tanpa perlawanan, "Ya."

Saya menyimpulkan, "Karena itu Yesus tidak seperti Musat"

"Tetapi.:.," kata Dominee menyela.

Saya lanjutkan dulu, kataku, "ini semua bukanlah fakta yang sukar, kokoh dan nyata. Hal ini adalah persoalan keyakinan belaka di mana seorang awam dapat tersandung dan jatuh. Marilah kita diskusikan sesuatu yang sangat sederhana, sangat mudah, yang jika orang awam diundang untuk mendengar diskusi tersebut mereka tidak akan kesulitan mengikutinya, bagaimana?" Dominee sangat senang dengan usulan tersebut.

Twitter Chat