Pages

Subscribe:

Main Menu

AYO BACA AL-QURAN

AYO BACA AL-QURAN
Rasululah SAW Bersabda : Rumah-rumah yang di dalamnya selalu dibacakan ayat-ayat al-Qur'an akan tampak oleh penghuni langit seperti bintang gemintang tampak oleh penghuni bumi, Setiap huruf dan bacaan al-Qur'an, memperoleh satu kebaikan dari Allah, yakni satu kebajikan berkelipatan sepuluh

HADITS DAN FIQIH

HADITS DAN FIQIH
“Ya Allah, maafkanlah kesalahan kami, ampunkanlah dosa-dosa kami. Dosa-dosa kedua ibu bapa kami, saudara-saudara kami serta sahabat-sahabat kami. Dan Engkau kurniakanlah rahmatMu kepada seluruh hamba-hambaMu. Ya Allah, dengan rendah diri dan rasa hina yang sangat tinggi. Lindungilah kami dari kesesatan kejahilan yang nyata mahupun yang terselindung. Sesungguhnya tiadalah sebaik-baik perlindung selain Engkau. Jauhkanlah kami dari syirik dan kekaguman kepada diri sendiri. Hindarkanlah kami dari kata-kata yang dusta. Sesungguhnya Engkaulah yang maha berkuasa di atas setiap sesuatu.”

Doa-Doa Mustajab

Doa-Doa Mustajab
"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami berikanlah ampunan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)." (QS. Ibr�h�m: 41-42).

Daftar Nama Pemberi Zakat Infaq dan Shadaqah

Suhartono Rp. 50.000, Sulasmi Rp. 150.000, Bambang SM Rp. 250.000, Agus Suharto Rp. 150.000, Marzuki Rp. 500.000, Belina S. Rp. 350.000, Agung M Rp. 200.000, Abd. Rojak Rp. 150.000, Achmad Sumarno Rp.75.000, Total Sementara Rp. 1.875.000 Terimakasih atas partisipasinya, semoga Allah mengganti dengan yang lebih baik dan menjadi amalan yang akan memperberat amal kebaikan di yaumil akhir.

Hikmah

**** Ya Allah kuingin terus berjumpa dengan bulan Ramadhan Ya Allah berilah kesempatan kepada kami untuk bisa terus berjumpa dengan bulan Ramadhan di tahun-tahun berikutnya. Kusadari, setelah kuperiksa catatan keuanganku ternyata belum banyak yang aku infaqkan, kubuka keuangan perusahaan, ternyata masih sedikit yang aku berikan di Jalan Allah. Kuberharap Ramadhan berikutnya bisa memaksimalkan ibadahku, memaksimalkan harta yang kuberikan di jalan Allah. Ya Allah terimalah apa yang kami punya yang akan segera ditransfer ke akhirat. berkahilah usaha kami, lapangkanlah rezeki kami. Ya Allah berilah ganti yang terbaik buat mereka yang telah mengeluarkan hartanya di jalan Allah. Sehatkanlah badannya, sehatkanlah pendengarannya dan sehatkanlah penglihatannya. Kabulkanlah hajat terbaik mereka, yang belum berjodoh agar dipertemukan dengan pasangan yang terbaik, yang belum punya anak, segera dapat mempunyai anak, yang sakit, sembuhkanlah, berkahilah usahanya, mudahkanlah urusannya dan lapangkanlah rezekinya. Ya Allah maafkanlah kesalahan-kesalahan kami, ampunila dosa-dosa kami dan rahmatilah kami.
=====================================
“******** Tujuh golongan yg akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya di hari tdk ada naungan kecuali naungan-Nya. 1. Pemimpin yg adil, 2. Pemuda yg sentiasa beribadat kepada Allah semasa hidupnya, 3. Orang yg hatinya sentiasa berpaut pada masjid-masjid 4. Dua orang yg saling mengasihi karena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, 5. Seorang lelaki yg diundang oleh seorang perempuan yang mempunyai kedudukan dan rupa paras yg cantik utk melakukan kejahatan tetapi dia berkata, 'Aku takut kepada Allah!', 6. Seorang yg memberi sedekah tetapi dia merahsiakannya seolah-olah tangan kanan tidak tahu apa yg diberikan oleh tangan kirinya dan 7. Seseorang yg mengingati Allah di waktu sunyi sehingga mengalirkan air mata dr kedua matanya" (HR. Bukhari & Muslim).”
=====================================
“***** Ya Allah, maafkanlah kesalahan kami, ampunkanlah dosa-dosa kami. Dosa-dosa kedua ibu bapa kami, saudara-saudara kami serta sahabat-sahabat kami. Dan Engkau kurniakanlah rahmatMu kepada seluruh hamba-hambaMu. Ya Allah, dengan rendah diri dan rasa hina yang sangat tinggi. Lindungilah kami dari kesesatan kejahilan yang nyata mahupun yang terselindung. Sesungguhnya tiadalah sebaik-baik perlindung selain Engkau. Jauhkanlah kami dari syirik dan kekaguman kepada diri sendiri. Hindarkanlah kami dari kata-kata yang dusta. Sesungguhnya Engkaulah yang maha berkuasa di atas setiap sesuatu.”

Rabu, 31 Maret 2010

Ta'alluq, Takhalluq dan Tahaqquq - Buletin Jum'at



Ditulis oleh Ustadz Ali Halim Lc   
  بسم الله الرحمن الرحيم  وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ (1) وَطُورِ سِينِينَ (2) وَهَذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ (3) لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (5) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ (6)
Bila kita menyimak firman-firman Allah diatas, tampak keagungan dan kebesaran, Allah yang telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna, yang tidak sekedar menjadikan manusia seperti halnya makhluk biasa, namun la jadikan sebagai puncak dari ciptaan-Nya yang berbeda dari makhluk-makhluk lainnya. Diiringi dengan nilai dan kualitas makhluk yang paling mulia, Allah telah menggambarkan kualitas kemanusiaan tersebut dalam sebuah aturan main menuju proses penyempurnaan diri yang tidak hanya diukur sebagai sebuah fitrah, namun lebih daripada itu, is merupakan sebuah usaha dan perjuangan keras menuju manusia yang sempurna. Maka berbahagialah, mereka yang telah sampai kepadanya, dan merugilah bagi mereka yang mengotori jiwanya. Sebagaimana dalam firmannya;

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا (7) فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا (8) قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا (10)


Artinya: Dan jiwa serta penyempurnaan-Nya (ciptaanNya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa tersebut (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Maka beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu dan merugilah siapa yang mengotorinya.

Tertanam dalam hati manusia, bahwa proses penyempurnaan jiwa bukanlah hal yang mustahil, ghoib bahkan misteri adanya, namun is merupakan sebuah proses yang sangat dimungkinkan bagi tiap manusia untuk sampai kepadanya. Dengan fitrah kemanusiaannya, kemampuan daya akalnya, serta keyakinannya pada kitab suci Allah sebagai petunjuk hidup, mengantarkan manusia pada cahaya kebenaran akan jalan yang diridhoi Allah Swt. Sebagaimana dalam firman-Nya:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا (174) فَأَمَّا الَّذِينَ آَمَنُوا بِاللَّهِ وَاعْتَصَمُوا بِهِ فَسَيُدْخِلُهُمْ فِي رَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ وَيَهْدِيهِمْ إِلَيْهِ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا (175)


Artinya: hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu dan telah kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang. Ada pun orang-orang yang berinian kepada Allah dan berpegang teguh kepada Agamanya, niscaya Allah akan memasukan mereka kedalam rahmat-Nya dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki kepada mereka jalan yang lurus.

Dalam tradisi kaum sufi terdapat postulat yang berbunyi Man 'arafa nafsahu faqad 'arafa rabbabu - Siapa yang telah mengenal dirinya maka is (akan mudah) mengenal Tuhannya. Tampak pengenalan diri merupakan 'tangga' yang harus dilewati seseorang untuk mendekati jenjang yang lebih tinggi dalam mengenal Tuhannya.

Namun realita saat ini, menjadikan manusia selalu dipengaruhi berbagaimacam hambatan maupun anomali-anomali sosial. Dengan majunya spesialisasi dalam dunia ilmu pengetahuan dan berkembangnya differensiasi dalam profesi kehidupan, menjadikan protret maupun konsep tentang realitas manusia semakin terpecah menjadi kepingankepingan kecil yang tidak menggambarkan sosok manusia secara utuh. Manusia hanya dijadikan sebagai obyek kajian material belaka yang hanya mengsampingkan arti dan hakekat manusia itu sendiri, bahkan manusia hanya selalu dijadikan obyek yang mengandung sejuta misteri yang mengundang kegelisahan kaum intelektual untuk berlomba mencari jawabannya. Semakin ia mendalami satu sudut kajian tentang manusia, maka semakin jauh ia terkurung dalam bilik lorong yang ia masuki, yang berarti hilanglah pemahamannya tentang manusia secara komprehensif dan berakhir dengan menjauhnya ia dari Tuhannya.

Sudah saatnya manusia mengenal arti dan makna kehidupan dalam dirinya, yang dikejawantahkan dalam mendalami falsafah 'Innalillahi wa Inna ilaihi roji'un, bahwa segala sesuatu adalah milik-Nya, dan kepada-Nyalah kita akan kembali. Sebuah ucapan yang sangat sederhana, simple dan enteng untuk diucapkan, namun ia memiliki makna yang sangat dalam untuk menggambarkan asal muwassal bahkan originalitas manusia itu sendiri.

Sudah saatnya manusia sadar, bahwa manusia memiliki sifat-sifat yang menyerupai sang Khaliq dan paling potensial untuk mendekati-Nya. Seperti dalam firman-Nya yang menggambarkan bahwa manusia merupakan bagian dari ruh yang ditiup Allah ke dalam jiwanya, ini menandakan bahwa manusia merupakan bagian dari ciptaan-Nya yang mulia.

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ (الحجر29)

Artinya: Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan telah meniupkan ke dalamnya ruh ('ciptaanKu) make tunduklah kamu dengan bersujud.

Dalam mengantarkan manusia untuk mengenal jati dirinya, untuk kemudian membawanya pada proses penyempurnaan diri, perlu kiranya mengenal beberapa tahapan yang dapat memudahkan sang makhluq menuju sang kholiq, diantaranya:

1. Ta'alluq (Menggantungkan hati dan pikiran hanya untuk Allah)

Dalam istilah lain dikenal dengan zikir kepada Allah. Dengan berusaha mengingat dan mengikatkan kesadaran hati dan pikiran kita kepada Allah. Apapun, bagaimanapun dan dimanapun kondisi seorang mukmin berada, maka is terikat dan tidak terlepas dari berfikir dan berdzikir kepada Allah. Sebagaimana dalam firman-Nya:

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ  (آل عمران191)

Artinya: Yakni orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi sraya berkata:Ya Tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka perihalah kami darisiksa neraka.

2. Takhalluq
Takhalluq merupakan suatu upaya menuju proses penyempurnaan diri melalui pengejewantahan sifat-sifat Tuhan yang mulia untuk dapat ditiru dalam sifat-sifat seorang mukmin. Sehingga is memiliki sifat-sifat mulia sebagaimana sifat-sifat Tuhan. Proses ini bisa juga disebut proses internalisasi sifat Tuhan ke dalam diri manusia. Seperti halnya banyak di antara kalangan sufi yang dalam hal ini menyandarkan Hadist Nabi yagn berbunyi: "Takhallaq bi Akhlaq-I Allah". Yang artinya berakhlaglah seperti Akhlaq Tuhan.

3. Tahaqquq (Aktualisasi sikap)
Adalah merupakan suatu proses untuk mengaktualisasikan kesadaran dan kapasitas dirinya sebagai seorang mukmin - sebagaimana tercermin dalam proses takhalluq - untuk kemudian mengaplikasikannya dalam perilaku kehidupan sehari-hari. la merupakan proses terakhir dari pengejewantahan proses takhalluq untuk menuju manusia yang sempurna.
Sebuah gambaran singkat menuju proses penyempurnaan diri manusia, yang berangkat dari pengenalan arti dan hakekat manusia itu sendiri, untuk kemudian sampai kepada Tuhannya.

0 Comment:

Posting Komentar

Twitter Chat